Ahmad Jais Al-Sambasy  
 
  MENGUBAH KETAKUTAN MENJADI OPTIMISME 03/14/2025 10:45pm (UTC)
   
 

Pada suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam Al Ghozali bertanya kepada para muridnya. Pertama, "Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?". Murid -muridnya menjawab "negara Cina, bulan, matahari dan bintang-bintang". Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahwa semua jawaban yang kalian berikan itu adalah benar. Tapi yang paling benar adalah "MASA LALU". Walau dengan cara apa pun kita tidak dapat kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.

Lalu Imam Ghozali meneruskan dengan pertanyaan yang kedua. "Apa yang paling besar di dunia ini?". Murid-muridnya menjawab "gunung, bumi dan matahari". Semua jawaban itu benar kata Imam Ghozali. Tapi yang paling besar daripada yang ada di dunia ini adalah "NAFSU" (Al-A'Raf 179). Maka kita harus berhati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita kepada kesesatan

Pertanyaan ketiga adalah, "Apa yang paling berat di dunia ini?". Ada yang menjawab "besi dan gajah". Semua jawaban adalah benar, kata Imam Ghozali, tapi ada yang paling berat adalah "MEMEGANG AMANAH" (Al-Ahzab 72). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi kalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak daripada manusia masuk ke neraka karena tidak dapat memegang amanahnya.

Artinya : Sesungguhnya kami Telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh (QS. Al-Ahzab : 72).

Pertanyaan yang keempat adalah, "Apa yang paling ringan di dunia ini?". Ada yang menjawab "kapas, angin, debu dan daun-daunan". Semua itu benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah meninggalkan Sholat.

Artinya : Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, Maka mereka kelak akan menemui kesesatan (QS. Maryam : 59 ).

Gara-gara pekerjaan ada di antaranya yang meninggalkan sholat, begitu juga dengan rapat, ada hajatan pernikahan, bepergian ke luar daerah, sakit dan gara-gara seminar juga dengan ringannya meninggalkan shalat. Gara-gara olah raga kita meninggalkan shalat.

Dan pertanyaan kelima adalah, "Apakah yang paling tajam di dunia ini ?". Murid-muridnya menjawab dengan serentak, "pedang". Benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling tajam adalah "LIDAH MANUSIA" Kerana melalui lidah, Manusia selalu menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.

Lalu Imam Ghozali meneruskan dengan pertanyaan yang keenam adalah "Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?". Murid-muridnya menjawab "orang tua, guru, kawan, dan sahabatnya". Imam Ghozali menjelaskan semua jawaban kalian itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan diri kita adalah "KEMATIAN". Sebab itu, Allah SWT berfirman bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. (Ali Imran 185)

Artinya : Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia Telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan (QS.3 : 185).

Kematian adalah keniscayaan... tidak satu jiwa pun mampu menghinndarinya. Sedikit sekali yang mau menerimanya. Semua orang merasa sangat berat meninggalkan hidup ini. Semua berkata dalam hatinya “aku ingin hidup seribu taun lagi” seperti yang diucapkan oleh Khairil Anwar. Apa yang diucapkan oleh Khairil Anwar tersebut di atas, sesuai dengan ayat al-Quran, yang berbunyi :

Artinya :..” masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun..” (QS.2 : 96).

Bahkan bukan hanya seribu tahun, akan tetapi mereka ingin hidup selama-lamanya. Keinginan itulah yang digunakan Iblis untuk menipu Adam dan pasangannya sehingga mereka berdua memakan buah pohon kekekalan (Thaha : 120).

Seorang filosof Amerika, Will Durant, ia menegaskan bahwa asal-usul agama adalah maut. Bahkan menurutnya, boleh jadi kalau tidak ada maut, Tuhan tidak akan wujud dalam benak kita.

Fenomena maut adalah salah satu tanda yang paling jelas dan kuat bagi makhluk hidup. Semua ingin mempertahankan hidupnya. Semut kecil yang diremehkan manusia pun, melawan jika hidupnya terancam.

Para filosof memiliki dua pandangan yang bertolak belakang tentang hidup. Ada yang pesimis, sehingga memandang hidup ini sebagai sesuatu yang berat, penuh kesedihan dan kesulitan lalu berakhir dengan maut yang berarti kepunahan.

Ada juga yang optimis menilai hidup sebagai penghormatan dan tanggung jawab yang dapat berakhir dengan kebahagiaan dan kekekalan yang baru diperoleh melalui maut. Bagi yang pesimis dan takut menghadapi pedihnya kematian, filosof Schopnhauer (1788-1860) berkata, “mengantuk nyaman, tetapi mati lebih nyaman, dan yang lebih nyaman dari yang nyaman adalah ketiadaan hidup.

Yang optimis menilai bahwa perjalanan manusia mencapai kesempurnaannya haruslah melalui pintu kematian tidak ubahnya seperti ayam, kata Ar-ragib Al-Asfahani, salah seorang ulama dan pakar kosakata al-Quran. Menurutnya “ ayam tidak dapat meraih kesempurnaannya kecuali dengan meninggalkan kulit telur yang menjadi tempatnya sebelum menetas. Hidup duniawi adalah “kulit telur” manusia. Kematian adalah tangga menuju keabadian, menuju hidup yang tanpa mati.

Bahkan Muhammad Asy-Syahrastani dalam bukunya “al-Milal wa an-Nihal” mengutip ucapan Socrates yang menyatakan ”ketika aku meneliti rahasia kehidupan, kutemukan maut, dan ketika kutemukan maut,kutemukan sesudahnya kehidupan abadi. Karena itu kita harus prihatin dengan kehidupan dan bergembira dengan kematian karena kita hidup untuk mati dan mati untuk hidup.” Agama Islam ketika berbicara ttg maut, berupaya utk mempertebal optimisme penganutnya sekaligus mengurangi rasa cemas dan takut mereka.

Ketakutan kepada maut boleh jadi disebabkan beberapa faktor, di antaranya :tidak tau ada apa di balik kematian (misterius), Takut berpisah dengan orang/benda yang dicintai dan sedkitnya amal kebaikan yang dilakukan selama hidupnya.

Islam memandang hidup ini sangat berarti. Memang tidak ada yang luput dari keluh kesah dan kesusahan. Allah berfirman dalam al-Quran :

Artinya : Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.

Tidak seorang pun luput dari kesusahan. Kalau kekurangan tidak menimpa dirinya, maka yang meresahkannya boleh jadi anak, istri dan sanak keluarganya. Kalau masa mudanya terjamin, maka pikirannya akan melayang ke masa depan yang juga merisaukannya. Tetapi kesusahan itu bukan berarti tanpa imbalan, karena itu, kehidupan dunia ini harus disyukuri dan dijadikan sarana untuk menuju ke alam kekekalan yang tidak mengenal rasa takut dan kesedihan.Semoga kita meninggalkan alam ini dalam keadaan berserah diri dan tunduk pada Allah (Islam).
 
 
  Daftar Isi
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Waktu
 
Kata-Kata Bijak

Sekali senyum curiga hilang. Dua kali senyum jadi sahabat. Tiga kali senyum hati penuh damai. Empat kali senyum beban jadi ringan. Lima kali senyum rezeki datang. Enam kali senyum gigi kering. Tujuh kali senyum....?


 
Apa yang Baru

Tanwir Muhammadiyah di Lampung, yang dilaksanakan pada tanggal 5-8 Maret 2009, mengambil tema Membangun Visi dan Karakter Bangsa


Today, there have been 28 visitors (37 hits) on this page!
This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free