A. Pendahuluan
Ketua PP Muhammadiyah, HM Muclas Abror menyatakan dalam acara Pengajian Ramadhan 1429 H di UM Yogyakarta sabtu (6/09/2008), bahwa pimpinan dan kader harus mempunyai sikap keteladanan akan etika ber-Muhammadiyah. HM Muclas Abror mencontohkan profil seorang Jendral Sudirman yang menurutnya adalah sosok kader persyarikatan yang memiliki etika ber-Muhammadiyah yang tinggi. Beliau bahkan selain menjadi kader persyarikatan juga berhasil menjadi kader ummat dan kader bangsa. “Jendral Sudirman ketika ditunjuk Sukarno-Hatta menjadi Panglima TNI, ia tidak langsung menerima karena menurutnya sebagai kader Muhammadiyah harus meminta ijin kepada Pengurus Besar Muhammadiyah” kisahnya. “Barulah ketika PB Muhammadiyah memerintahkan untuk menerima tawaran itu, Jenderal Sudirman menerimanya” lanjutnya.
B. Pengertian
Kata etika berasal dari bahasa Yunani Ethos yang berarti karakter atau kebiasaan. Secara etimologis, etika mencakup kajian mengenai karakter individu yang dijadikan sebagai dasar penilaian apakah seseorang dianggap sebagai orang yang baik atau tidak baik, serta aturan sosial yang mengatur dan memberikan batasan perilaku anggota kelompok dalam dua kategori, benar atau salah. Kajian etika dalam organisasi mnggambarkan perilaku yang benar atau salah serta baik atau buruk dalam konteks organisasi.
C. Landasan Etika dalam Muhammadiyah
Muhammadiyah sebagai sebuah gerakan dakwah Islam yang memiliki tradisi besar sesungguhnya sudah memiliki landasan etika organisasi yang lebih dari cukup. Landasan tersebut bersumber dari rujukan utama, yaitu al-Quran dan Al-Sunnah serta rumusan-rumusan organisasi yang mencakup Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah, Khittah Perjuangan Muhammadiyah, Pedoman Hidup Islami Muhammadiyah, serta berbagai keputusan permusyawaratan lain yang dapat dijadikan sebagai pedoman berperilaku bagi segenap warga Muhammadiyah.
Rujukan etika dalam pembinaan anggota, jamaah dan organisasi antara lain dapat dilihat dalam Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah, pada bagian kehidupan organisasi yang mencakup prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Selalu menjadikan tujuan persyarikatan sebagai acuan
2. komitmen yang istiqamah, kepribadian yang mulia, wawasan pemikiran dan visi yang luas, keahlian yang tinggi dan amaliah yang unggul
3.Mengutamakan musyawarah
4.Menggairahkan al-Islam dan al-Jihad
5.Keteladanan dan kemauan belajar
6.Disiplin dan tepat waktu
7.Menumbuhkan gairah keagamaan melalui pengajian singkat, dan shalat tepat waktu serta shalat berjamaah
8.Gemar menyelenggarakan kajian keislaman dan memakmurkan masjid
9.Amanah dalam mengelola organisasi
10.Tidak mengejar jabatan, tetapi tidak menghindar jika mendapat amanah
11.Menjauhkan diri dari fitnah, kesombongan dan ananiyah
12.Membangun imamah dan ikatan jamaah serta jam’iyah
13.Mengembangkan jiwa pembaharu dan jiwa dakwah serta kepeloporan dalam kemajuan
14.Mengemban misi Muhammadiyah dengan penuh tanggungjawab, kesetiaan, kejujuran serta menjauhkan diri dari rasa berbangga diri atas suatu keberhasilan
15.Menjaukan diri dari perbuatan taqlid, syirik, bid’ah takhayul dan khurafat
16.Menunjukkan akhlak pribadi muslim dan mampu membina keluarga Islami.
Bagi Muhammadiyah etika tersebut bukan hanya menjadi acuan bagi para anggota dalam organisasi tetapi sesungguhnya nilai-nilai tersebut merupakan bagian dari elemen utama masyarakat Islam sebenar-benarnya yang ingin ditawarkan oleh Muhammadiyah kepada umat Islam di Indonesia untuk menampilkan wajah Islam yang mencerminkan watak khairu ummah, ummatan wasatha dan rahmatan lil ‘alamin.
D. Karakter-Etika Pemimpin Muhammadiyah
1. Ikhlas
2. Bertanggungjawab
3. Sabar dan tawakkal
4. Optimis
5. Sungguh-sungguh
6. Dinamis-progressif
7. Cara baik dan benar
8. Lapang dada
9. Menggembirakan ilmu amaliah
10. Luas pandangan
11. Patuh pada hukum
12. Akhlak-tauladan
13. Kooperatif-kolaboratif
14.Visioner, adil dan toleran
E. Etika Pemimpin Muhammadiyah
1. Husnudhon
2. Disiplin waktu
3. Fastabiqul khairat
4. Kontekstual
5. Dipercaya
6. Berkomitmen mewujudkan tujuan
7. Persuasi bukan memaksa
8.Keseimbangan antara teori dan praktik
9. Komitmen perkembangan warga dan jamaah
10. Pro aktif
11.Berbuat tidak untuk popularitas melainkan untuk kebaikan organisasi dan masyarakat
F. Penutup
Setiap pimpinan dan kader hendaknya menyadari akan tujuannya masuk di organisasi Muhammadiyah. Muhammadiyah akan dipercaya, disegani kawan maupun lawan tidak hanya terletak pada kebesaran organisasi tersebut, namun yang jauh lebih penting, organisasi itu akan menjadi lebih besar dan berkualitas, apabila tiap kita dapat memperbaiki diri dan berusaha untuk memberikan teladan yang baik. Mudah-mudahan dengan tekad seperti ini, kita tidak hanya dapat mengubah keluarga, masyarakat, organisasi, negeri ini, namun juga mampu mengubah dunia, wallahu a’lam.
Rujukan
1.www.muhammadiyah.or.id/dikutip tgl 6 Februari 2009.
2.Shaw, H.H & Barry V. Moral Issues in Business 5th edition (California : Wadsworth Publishing Company, 1992 ). Tp.hlm. Lihat Taufiqur Rahman dalam Pengajian Ramadhan 1429 H PP Muhammadiyah di Kampus UMY, 5-7 Ramadhan 1429 H/ 5-7 September 2008.
3.Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah adalah seperangkat nilai dan norma Islami yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah untuk menjadi pola bagi tingkah laku warga Muhammadiyah dalam menjalani kehidupan sehari-hari sehingga tercermin kepribadian Islami menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah hasil keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-44 di Jakarta. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.
4.Zamroni, “Etika Gerakan Untuk Pengembangan Kepemimpinan” dalam Pengajian Ramadhan 1429 H PP Muhammadiyah di Kampus UMY, 5-7 Ramadhan 1429 H/ 5-7 September 2008.
5.Departemen Agama. Al-Quran dan Terjemahnya.
|